" Selamat datang di situs pribadiku. Mari dengan semangat keakraban, kecerdasan, kritis tetapi menjunjung tinggi kejujuran dalam berkomunikasi, kita kuak tabir kehidupan nyata yang terjadi dalam kehidupan kita "!

di muat di Koran suara merdeka www.suaramerdeka.com

Satu Dekade Reformasi
Oleh Fatkhuri, MA.
24-05-2008,
Potret buram bangsa Indonesia sampai saat ini tetap tidak berubah. Pada level bawah, bisa kita lihat, kemiskinan masih merajalela. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2007 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta (16,58 persen). Jumlah ini turun sebesar 2,13 juta jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2006 yang berjumlah 39,30 juta (17,75 persen).

Meski jumlah ini turun, namun kemiskinan tetap menjadi masalah besar bagi bangsa kita, karena berbagai kebijakan pemerintah belum sedikitpun menyentuh masalah ini. Kebijakan kenaikan BBM tahun ini semakin menegaskan bahwa ternyata pemerintah tidak pernah membuka mata terhadap femonena kemiskinan, gizi buruk, busung lapar dan lain sebagainya. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan rakyat saat ini bersikap apatis dengan dinamika yang muncul. "Mau diapakan bangsa ini terserah elo," itu yang kerap terdengar dari pembicaraan mereka.


Sepuluh tahun silam, bangsa Indonesia mengalami tragedi yang tidak bisa dilupakan begitu saja, karena dari tragedi itulah kemudian menghilami adanya satu bentuk gerakan baru yang diharapkan mampu mengawal bangsa Indonesia menuju cita-citanya.

Reformasi lahir sebagai buah kekecewaan segenap komponen bangsa di seluruh penjuru tanah air terhadap penyelenggaraan negara yang hegemonik, represif, eksklusif dan tidak pernah berpihak kepada kepentingan rakyat banyak. Paling tidak itulah sedikit ulasan singkat untuk mengenang kembali satu momentum besar yang cukup menelan banyak korban, agar tidak mudah dilupakan, sebab peristiwa ini yang menandai perubahan peta politik Indonesia. Dan tentunya dari sini lah kita akan mulai menyibak kembali beberapa agenda penting guna menggiring persoalan ke arah pencapaian solusi konkret.

Ketika kita buka kembali agenda reformasi yang pernah diusung bersama oleh beberapa kelompok yang masih punya semangat tinggi, idealisme, serta visi untuk membangun Indonesia kedepan yang mapan dan mandiri, tentunya dada kita berdesir hari ini. Sebab kita sebagai manusia yang masih punya nurani, senantiasa melihat segala persoalan yang timbul dari prespektif nalar logika yang sehat, jernih serta dewasa.

Bisa kita saksikan bersama bahwa reformasi yang telah bergulir hampir menginjak usia 10 tahun. bila dianalogikan manusia, pada usia itu seharusnya ia sudah menunjukan kepiawaiannya dalam bertindak. Namun ternyata, reformasi belum bisa kita harapkan, terlebih perubahan sebagaimana dicita-citakan bersama mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera.

Kondisi inilah yang kemudian memunculkan persoalan baru, yaitu ketidakpercayaan rakyat Indonesia kepada seluruh elit bangsa ini. Malahan, sebagian rakyat justru mengangankan kembali ke masa Soeharto dulu. Dalam penilaian rakyat saat ini, justru Soeharto lah sosok yang terbukti bisa membangun negara menjadi damai, hingga muncul “Sindrom Amat Rindu Soeharto” atau yang kita kenal dengan (SARS). Hal ini berangkat dari sebuah realita bahwa masyarakat sudah terlalu jenuh dengan persoalan mereka. Para elit-elit yang diharapkan bisa membela kepentingan mereka ternyata hanya berebut jatah kekuasaan saja dan cenderung mengabaikan kepentingan rakyat banyak.

Dus, bisa kita cermati bahwa selama 5 tahun periode pemerintahan, para pejabat itu hanya sekali melibatkan rakyat, yakni semasa kampanye. Kapan lagi kita bisa melihat para petinggi mau turun kebawah, duduk berdampingan, makan bersama kalau tidak pada masa kampanye. Mereka mau berdiskusi dengan rakyat karena mereka punya misi ingin menyosialisasikan program-program partai agar mereka dapat dukungan. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Setelah mendapat jatah kursi di pemerintahan, mereka tidak lagi ingat dengan janji-janji ketika mereka turun ke pedesaan dulu.

Hal ini menunjukan bahwa reformasi sekarang tinggal lembaran-lembaran yang telah usang dan tidak pernah menjadi pijakan dalam menata bangsa ini. Karena kondisi yang terjadi beberapa elit bangsa ini tidak mempunyai keinginan baik untuk tetap konsisten dengan nilai perjuangan mereka.

Kondisi inilah yang menjadi awal matinya sebuah demokrasi yang diharapkan mampu mengubah Indonesia menuju negara yang mampu bersaing dan mengejar ketertinggalannya dari negara-negara lain.

Cita-cita demokrasi sebagai ruh gerakan reformasi ternyata memunculkan persoalan baru yang lebih kompleks dan justru menelan banyak korban yaitu rakyat. Hukum, satu-satunya konstitusi yang diharapkan memberikan warna baru bagi kehidupan karena fungsinya yang seharusnya menjadi pionir atau panglima dalam setiap penanganan semua masalah, ternyata harus kalah dengan permainan suap oleh segelintir elit yang punya banyak duit.

Hukum yang pada hakikatnya bersifat adil dalam artian hitam atau putih, namun pada dataran praktiknya, hukum di Indonesia tidak pernah memberikan rasa keadilan apalagi rasa aman dan tentram bagi masyarakat karena telah tereduksi, dan tidak mempunyai fungsi konkret untuk membela mereka yang lemah.

Tulisan ini hanya sebatas bahan refleksi kita bersama sebagai rakyat yang hari ini kondisinya tidak jauh berbeda dengan 10 tahun yang silam, karena sebentar lagi kita akan memasuki babak baru dengan semangat Pemilu 2009. Harapan kita, Pemilu mendatang bisa menjadi awal dari lahirnya kembali Indonesia yang baru: mengeluarkan rakyat dari belenggu kesengsaraan. Tentunya ini menuntut kecermatan kita agar tidak lagi dengan mudah menentukan sebuah pilihan tanpa mengetahui latar belakang serta track record orang yang kita pilih.

Fatkhuri, MA. Mahasiswa Pascasarjana bidang kebijakan Publik, Australian National University (ANU), Canberra.


Views: 439

Komentar (7)

RSS comments
24-05-2008 18:01, 18:01
Tunggangi reformasi
Politik tuh tujuan utamanya kekuasaan. Jalan apa saja dihalalkan untuk capai kekuasaan ini. Reformasi mandeg karena cuma dimanfaatkan oleh para politisi sekarang ini. Diobral habis-habisan saat Pemilu saja. Sehabis Pemilu, ya semuanya lupa. Yang diinget cuma perut sendiri sama selangkang saja. Kalo sudah ngomongin soal selangkang, semua jadi penuh semangat tuh...

ngomongin orang miskin, males lah ya.. orang-orang miskin ini yang penting dibuat ayem saja, biar nggak ribut.. buatkan tempat ibadah, beri taburan rohani.. sudah pada diem manut..
Guest
Pengaduan Komentar
Gundul Pacul
24-05-2008 20:27, 20:27
reformasi basi
agenda reformasi yang 10 tahun silam dideklarasikan demi tercapainya kehidupan yang lebih berkualitas dalam segala bidang bagaikan sebuah sebuah makanan hangat, yang siap disajikan untuk perubahan Indonesia..seiring berjalannya waktu makanan hangat itu dibiarkan dingin, dan dikerumuni lalat-lalat euforia kebebasan,kepentingan,nafsu politik dan segala bentuk penyelewengan atau perselingkuhan terhadap janji suci reformasi... sekarang reformasi itu basi dan siap membusuk....
Guest
Pengaduan Komentar
fery yudatamaAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
24-05-2008 22:20, 22:20
bersatu untuk Indonesia
Hai kawan2 seluruh indonesia,sedih rasanya membaca,mendengar,melihat berita2 tentang indonesia,negara besar yang kaya raya,alam yg subur,nan indah, TAPI para pemimpin dan wakil rahyatnya tidak bisa bersatu padu,saling mencaci,saling salah menyalahkan,bukan duduk bersama mencari solusi memajukan negara Indonesia. mereka saling menjatuhnya satu sama lain,mencari kejelekan,dan saling berantem dalam masing2 kelompok partai politik, UJUNG2nya hanya ingin menjadi pemimpim, kalau sudah jadi PEMIMPIM akan melindungi dan menyelamatkan golongan masing2, JIKA kita semua bersatu untuk kepentingan negara Indonesia,duduk sama2 merumuskan aturan hukum yang jelas,mematui aturan hukum yang ada,saling menghargai satu sama lain, bersatu,demi untuk kepentingan bangsa,memberi contoh yg baik ke maasyarakat, harusnya kita bisa menjadi negara yang kaya,dan besar.....Mudah2an semua pemimpin kita ingat akan MATI...jadi para pemimpin kita tidak serakah dalam hidup ini.....Siapapun yang jadi PEMIMPIN,harus berani TEGAS,KERAS,JUJUR,demi memajukan Indonesia.
Guest
Pengaduan Komentar
yudi OverseaAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
25-05-2008 19:18, 19:18
nusantara nation
biar bagaimanapun kalau memang mental bangsa ini lagi sakit ?!, tak akan ada perubahan kualitas kehidupannya . dan kegetholanya akan budaya yang bukan nusantara telah mengakar di setiap sisi . jadi , revolusi,nasionalisasi dan komunisasi adalah solusinya . atau perlu 300 tahun lagi !!! hidup nusantara.....
Guest
Pengaduan Komentar
kampretAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
25-05-2008 22:02, 22:02
reformasi
Sepuluh tahun yang lalu reformasi hanya nama tanpa konsep yang jelas, seperti kapal tenggelam di tengah samodera di malam hari tanpa tahu mana utara mana selatan. ide orang prustasi.
Guest
Pengaduan Komentar
IwanAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
26-05-2008 12:44, 12:44
reformasi apa oleh siapa?
Masalah yg menyebabkan reformasi tidak jalan adalah karena selama ini kita tidak sadar bahwa yg harus direformasi adalah bangsa (alias kita semua), bukan almarhum suharto, bukan orde baru. Mari kita tidak mudah untuk tudingkan telunjuk kepada orang lain. Buktinya Suharto sudah lengser pun toh kebobrokan lama tidak kunjung sembuh malah kebobrokan baru yg makin parah tumbuh subur. Demikian juga kalau kita bicara orde baru, bukankah pejabat dan konglomerat yg sekarang bercokol dahulu juga merupakan bagian dari sindikasi orde baru? Artinya yang harus dilengserkan bukan orang dan yang direformasi bukan sistem. Yang harus dilengserkan dan direformasi adalah "sikap mental", dan itu berarti kembali kepada masing-masing individu, dan berawal dari diri kita, tanpa harus menunggu kita mempunyai tampuk singgasana. Bangsa kita sudah lama sakit, dekadensi moral sudah sangat parah. Obatnya barangkali harus mulai dari diri kita, sekecil apapun kebaikan akan sangat berarti dari pada membiasakan diri tuding sana tuding sini.
Guest
Pengaduan Komentar
cinta bangsaAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
26-05-2008 13:49, 13:49
REFORMASI SALAH KAPRAH.........
Sudah sepuluh tahun lamanya REFORMASI berjalan tetapi kita semua tetap berjalan ditempat tak kiprah tak kemajuan terutama bagi elit POLITIK cuma semakin canggih dicapai hanyalah...., MAKIN MAJUNYA MULUT BESER MAUPUN CARA CACI-MAKI SERTA SIKUT MENYIKUT PARA POLITIKUS DEMI JABATAN MAUPUN KEKURANG AJARAN PARA KEPALA DAERAH, MEMBANGKANG ATAS KEPTUSAN KEPALA NEGARA....Itulah hasil REFORMASI kita selama sepuluh tahun...kasian dan teramat mengenaskan.
Guest


Post a Comment



    Download



    Download



    Download



    Download


      "Pembaca yang terhormat, agar selalu memperoleh informasi terbaru dari kami, silahkan ketik alamat email anda pada kotak dibawah ini, untuk informasi lainya silahkan hubungi:fatur@mail.com".

      David


      "Dear reader, for recived up to date information from Us please submit your email address below, for further information please contact: fatur@mail.com"

      Virgie


        Business, Strategy, Standard Operational Procedure www.EzBook.tk

          Marketing,Advertising,Sales, Accounting, Franchise www.EzJournal.tk

            AusAid, USAID,Sampoerna Foundation, AsiaInvest www.EzScholar.tk

            Application Letter, Phsycotest, Interview, Management Trainee

              Listening, Reading, Writing, Speaking, IELTS Prediction www.EzIELTS.tk

                GMAT Exercise, Score Prediction, MBA,USA,Business, Management www.EzGMAT.tk

                Please Contact Us: ecustomer@mail.com www.AdsbyGoogle.tk

                  TOEFL Online,Score Prediction,Preparation, Exercise www.EzTOEFL.tk




                      geovisite
                      geovisite



                        Free Blog Counter